Di dalam Physics Science, dikenal istilah
Wormhole (Lubang Cacing). Wormhole sendiri, menurut batasan Fisika
Moderen, adalah bagian dari Alam Semesta yang bisa digunakan sebagai
jalan pintas perjalanan yang amat jauh.
Fenomena alam ini secara teoritis,
merupakan lorong magnetik yang didalamnya memiliki gravitasi kuat, yang
mampu menarik apapun yang masuk ke dalamnya. Dan untuk kemudian
mendorongnya ke ujung lorong yang lain hanya dalam beberapa saat. Yang
dimaksud dengan ‘ujung lorong lain’ ini, adalah pintu dari alam semesta
yang paralel dengan kita, atau bisa juga alam semesta dari galaksi lain.
Sejumlah ahli fisika terkemuka pernah
berasumsi, kuatnya gravitasi wormhole sudah cukup membuat moda
transportasi yang tak terlalu canggih mampu melaju dengan kecepatan di
atas kecepatan cahaya. Oleh karena itu, secara teoretis, perjalanan
antar galaksi yang letaknya amat berjauhan bukan tak mungkin bisa
diselesaikan hanya dalam waktu 200 hari atau kurang.
Hanya kini masalahnya, bagaimana mencari
sang Wormhole tersebut? Sayang sekali, justru masalah inilah yang tak
pernah terpecahkan hingga kini. Para ahli astro-fisika hingga saat ini
baru sebatas mengetahui konstruksi teoretisnya, sementara selebihnya
masih sangat gelap
Wormhole-Ma’aarij
Menurut Einstein dan I. Rosen,
keberadaan wormhole amat erat kaitannya dengan black-hole, obyek alam
semesta yang dikenal memiliki gravitasi amat kuat. Sementara menurut
Hawking, pada kondisi waktu maya (waktu Tuhan) dengan melalui
“wormhole”, kita bisa pergi ke waktu manapun dalam riwayat bumi, bisa
pergi ke masa lalu dan ke masa depan
Berdasarkan teori, waktu akan berjalan
lebih lamban, jika berada di dekat medan gravitasi, oleh karenanya
gravitasi memiliki cangkang-cangkang waktu. Begitupun ketika kita melaju
dengan roket pada beberapa kecepatan yang berbeda, maka akan memiliki
beberapa dilatasi waktu yang berbeda. Kesimpulannya, ketika kita melaju
lurus pada satu kecepatan, sebenarnya kita berada pada satu cangkang
dari medan gravitasi.
Misal kembar A, B dan C berumur 20 tahun.
Kembar A melaju lurus ke sebuah bintang dan balik lagi ke bumi. Kembar B
melaju melengkung konstan mengitari bumi dengan kelajuan yang sama
dengan kembar A. Kembar C berada di bumi. Kembar A dan B akan berumur 50
tahun, sedangkan kembar C akan berumur 70 tahun.
Wormhole yang berkaitan dengan hubungan
dalam ruang-waktu, dikenal sebagai Laurentzian wormhole. Lorentzian
wormholes terbagi dalam dua jenis:
Inter-universe wormholes, wormholes yang
menghubungkan semesta kita dengan ‘semesta’ yang lain. Ini adalah dugaan
tentang adanya semesta paralel.
Intra-universe wormholes, wormhole yang menghubungkan dua daerah dalam semesta yang sama.
Ada juga wormhole lain yang dikenal
sebagai Euclidean wormholes, yang mana, wormhole ini ada dalam proses
yang sangat mikro, karena menjadi perhatian utama para ahli teori medan
quantum.
Beberapa Cendikiawan Muslim, mengidentifikasikan adanya Wormhole-Ma’aarij, yakni tempat-tempat naik para malaikat.
Sebagaimana Firman ALLAH : Dari Allah
yang mempunyai tempat-tempat naik Naik malaikat dan ruh kepada Nya di
dalam satu hari adalah ukurannya lima puluh ribu tahun(QS. Al Ma’aarij
(70) ayat 3-4).
Wormhole-Ma’aarij ini, lebih merupakan
jalur khusus yang diciptakan ALLAH bagi hamba-hamba yang
dikehendaki-NYA. Ada yang meyakini, kisah-kisah di dalam Al Qur’an,
seperti Pemuda Kahfi dan Peristiwa Isra’, ada keterkaitan dengan
Fenomena Wormhole-Ma’aarij ini. Wormhole-Ma’aarij juga diyakini, akan
menemui semua insan yang bernyawa, yakni ketika ajal menjelang,
terbukalah satu pintu Wormhole-Ma’aarij kepada kita. Hyperspace ini akan
terhubung ke Alam Barzakh, dimana Malaikat Maut akan menemani kita
dalam meniti “jembatan” ini, yang satu harinya berbanding secara
relative 50 ribu tahun di bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar