KOMPAS.com — Kehebatan dan kelihaian Lionel Andres
Messi di lapangan hijau tak perlu diragukan lagi. Penyerang Barcelona
ini bisa berlari dengan sangat lincah hingga menyulitkan barisan
pertahanan lawan. Dalam setiap penampilannya, Messi selalu terlihat haus
gol. Namun, baginya, tak penting mencetak gol. Yang penting bisa
berlari dan ada gol yang tercipta untuk timnya.
Jadi, rasanya
pantas jika pemain kelahiran 24 Juni 1987 itu dijuluki "Si Kutu". Tubuh
kecil, permainan yang lincah dan brilian, kecepatan yang di atas
rata-rata, dan sulit dikontrol, membuatnya wajar menyandang predikat
demikian.
Lihat saja, dalam dua laga terakhir Barcelona, Messi mengoleksi tujuh gol. Quintrick dicetaknya
saat tim berjuluk "Blaugrana" itu menghantam klub asal Jerman, Bayer
Leverkusen, dengan skor 7-1 di ajang sepak bola paling bergengsi di
Eropa, Liga Champions, 7 Maret lalu. Sementara itu, dalam laga La Liga
terakhir melawan Racing Santander, sepasang gol yang memenangkan
Barcelona diborong oleh Messi.
"Ejekan" dari sang kakak
Jika
Anda berpikir bahwa julukan "Si Kutu" diberikan kepada Messi karena
kemampuan dan prestasinya, ternyata tidak demikian. Julukan itu pada
awalnya justru diberikan oleh kakak pertama Messi, Rodrigo. Dia sering
memanggil pemain asal Argentina itu dengan sebutan dalam bahasa Spanyol,
"La Pulga", karena tubuh Messi yang lebih kecil dibanding teman
sebayanya saat berusia delapan tahun.
Penyerang kelahiran
Rosario Argentina itu memang menderita kelainan hormon sejak kecil.
Kondisi ini pun sempat menyulitkan karier sepak bolanya.
Seperti dikutip dari Soccernet,
"Si Kutu" sempat ditolak oleh klub besar Argentina, River Plate, karena
mahalnya biaya pengobatan kelainan hormon Messi yang sampai 500
poundsterling atau sekitar Rp 7 juta per bulan. Namun, jalan tetap
terbuka.
Saat Messi berusia 12 tahun, saudaranya yang berada di
Catalunya mendaftarkan Messi untuk mengikuti uji coba di Barcelona FC.
Messi pun kemudian bergabung dengan U-14 Barcelona pada tahun 2000. Dia
sangat beruntung karena semua biaya perawatannya ditanggung oleh klub.
"Si Kutu" jadi "raksasa"
Tim
medis pernah memvonis Messi tak bisa bertambah tinggi lebih dari 140
cm. Namun sekarang, di usianya yang ke-24, tinggi Messi sudah mencapai
169 cm. Semenjak bermain untuk tim, di pertandingan perdananya, Messi
berhasil mencetak lima gol dan terus mencetak gol dalam laga-laga
selanjutnya.
Dia sudah mengantarkan Barcelona mengoleksi lima
gelar La Liga, satu trofi Copa del Rey, dan tiga trofi Liga Champions.
Messi bahkan dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia atau penerima
penghargaan Ballon d'Or dalam tiga tahun berturut-turut.
"Si
Kutu" sudah bermetamorfosis menjadi "Kutu Raksasa" yang terkenal di
seluruh dunia. Kegigihannya menjadi inspirasi di seluruh belahan dunia.
Dia membuktikan bahwa kelainan hormon yang dideritanya tak menghambat
karier sepak bolanya.
Messi tak lagi pusing dengan kelainan hormonnya. Kini, bahkan dia yang menyulitkan lawan-lawannya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar