Sistem saraf merupakan jaringan komunikasi dalam tubuh. Memberikan
informasi tentang apa dan kapan sesuatu harus dilakukan. Sistem saraf
tersusun atas Neuron dan Neuroglia.
1. Neuron (Sel Saraf)
Sel yang
bertugas menerima, menghantarkan rangsangan ke pusat saraf, menentukan bentuk
tanggapan, menghantarkan pesan ke efektor. Neuron terdiri atas dua bagian,
yaitu:
a. Badan sel saraf
Berwarna
kelabu, terdapat nukleus, nucleolus, dan sitoplasma.
b. Dendrit
Percabangan
sel saraf, berfungsi untuk menerima rangsangan dan meneruskan impuls saraf ke
badan sel saraf, tidak ada selaput pelindung, ukuran pendek.
c. Neurit/Akson
Percabangan
sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls saraf dari badan sel saraf
menuju ke sel-sel lain. Diselubungi oleh myelin sebagai pelindung, untuk
regenerasi dan isolator.
Gambar 1.
Sel Saraf.
2. Neuroglia
Sel yang
berfungsi untuk memberikan nutrisi dan bahan yang dibutuhkan oleh sel saraf.
Macam-macam
Sel Saraf
1. Neuron Sensorik (Aferen)
Berfungsi
menghantarkan rangsangan dari reseptor menuju ke pusat susunan saraf.
Dendrit berhubungan dengan reseptor.
Neurit berhubungan dengan neuron lain.
2. Neuron Motorik (Eferen)
Berfungsi
menghantarkan impuls motorik dari susunan pusat saraf menuju efektor.
Dendrit
menerima impuls dari aksin neuron lain.
Neurit
berhubungan dengan efektor.
3. Neuron Konektor
Berfungsi menghubungkan antara satu neuron dengan neuron lain.
4. Neuron Ajustor
Berfungsi
menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik yang terdapat pada sumsum
tulang belakang.
Mekanisme
Jalannya Impuls Saraf
1. Impuls melalui sel saraf
Impuls dapat
mengalir karena ada perbedaan potensil listrik antara bagian luar dan bagian
dalam serabut saraf.
Faktor yang mempengaruhi : selaput myelin dan diameter sel saraf.
2. Impuls melalui sinapsis
Sinapsis
adalah titik temu antara yang neurit/akson dengan ujung dendrit neuron lain.
Bonggol
sinapsis: ujung neurit yang terdapat mitokondria dan neurotransmitter untuk
merambatkan impuls.
Gerak Biasa
dan Gerak Refleks
1. Gerak Biasa/Sadar, gerak yang
dilakukan dengan kesadaran, misalnya makan.
Skema gerak sadar : Rangsangan ¨ Reseptor ¨ Saraf Sensorik
¨ Otak ¨ Saraf Motorik ¨ Efektor.
2. Gerak Refleks, gerak yang
dilakukan dengan tidak disadari, misalnya berkedip.
Skema gerak refleks : Rangsangan ¨ Reseptor ¨ Konektor ¨ Saraf Motorik ¨ Efektor.
Jalannya impuls (jalur pendek) disebut Lengkung Refleks.
Bagan Sistem
Saraf Manusia
1. Otak
Otak
merupakan organ yang sangat penting karena sebagai pusat koordinasi. Otak
terlindung oleh tulang-tulang tengkorak dan dibungkus oleh selaput otak (meninges).
Meninges terdiri atas 3 lapisan, yaitu seperti berikut.
a. Durameter, yaitu lapisan yang terletak di bagian
paling luar yang berbatasan dengan tulang tengkorak. Durameter mempunyai sifat
keras dan kaku.
b. Arachnoid (selaput sarang laba-laba), yaitu lapisan
yang terdapat di bagian tengah.
c. Piameter, yaitu lapisan yang berbatasan langsung
dengan otak, lapisan ini bersifat lunak.
Otak terdiri
atas 4 bagian
a. Otak besar (cerebrum)
Dibanding sumsum tulang belakang pertumbuhan otak jauh
lebih naik. Makin tinggi nilai perbandingan antara otak dan sumsum tulang
belakang, makin tinggi tingkat kecerdasannya. Lapisan terluar otak berwarna
kelabu dan banyak mengandung badan sel saraf, sedangkan lapisan otak di bagian
dalam berwarna putih dan banyak mengandung dendrit dan akson. Otak besar merupakan pusat kesadaran, kemauan, ingatan dan kegiatan
fisiologis sel daraf. Otak besar merupakan bagian terbesar dari otak.
Otak besar terdiri atas empat bagian:
1) Bagian belakang (lobus oksipitalis) sebagai
pusat saraf penglihatan.
2) Bagian samping (lobus temporalis) sebagai
pusat saraf pendengaran.
3) Bagian tengah merupakan pusat pengaturan kerja
kulit dan otot terhadap rangsang panas, dingin, sentuhan, dan tekanan.
4) Diantara bagian tengah dan belakang terdapat pusat
perkembangan kecerdasan, ingatan, kemauan dan sikap.
b. Otak tengah (mesencefalon)
Otak tengah terdapat di atas
jembatan varol. Pada bagian atas dari otak tengah merupakan lobus optikus yang
berfungsi sebagai pusat pengaturan refleks mata dan pusat pendengaran. Jembatan
varol merupakan bagian yang bertugas menghantarkan impuls dari otot-otot bagian
kanan dan bagian kiri tubuh ke serebellum.
c. Otak depan (diencefalon)
Terletak di depan otak tengah. Bagian ini terdiri atas talamus dan hpotalamus. Talamus merupakan pusat
pengatur sensori yang berfungsi untuk menerima semua rangsangan dari sensori
serebrum. Hipotalamus merupakan pusat pengatur suhu tubuh, keseimbangan cairan
dalam tubuh, mengatur selera makan, dan menumbuhkan sikap agresif.
d. Otak kecil (serebellum)
Terletak di sebelah bawah belakang otak besar, dan
dibelakang jembatan varol. Otak ini berfungsi sebagai pusat keseimbangan.
Kerusakan otak ini akan menyebabkan gerakan otot tidak terkendali lagi.
2. Sumsum
Sumsum merupakan pusat saraf yang terletak di sebelah
posterior otak. Seperti halnya otak, sumsum juga dilindungi oleh selaput meninges.
Sumsum dibedakan menjadi dua.
a. Sumsum lanjutan (medulla ablongata)
Medulla oblongata terletak di sebelah posterior otak
dan di anterior sumsum tulang belakang. Medulla oblongata banyak mengandung
ganglion otak dan merupakan pusat pengatur gerak refleks fisiologis denyut
jantung, pernapasan, dan pengaturan vasodilatasi. Bagian medulla oblongata yang
menghubungkan sumsum tulang belakang dan otot disebut pons, pada bagian
ini terdapat pusat pengaturan pernapasan.
b. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas
tulang belakang (vertebrae) karena sumsum ini terdapat dalam rongga vertebrae.
Berbeda dengan otak, lapisan terluar dari sumsum tulang belakang berwarna putih
dan mengandung dendrit dan akson, sedangkan lapisan bagian dalam berwarna
kelabu dan banyak mengandung badan sel saraf. Pada bagian dalam ini terdapat
bagian yang berbentuk kupu-kupu yang disebut akar dorsal dan akar ventral.
1) Akar dorsal mengandung neuron
sensorik, dendritnya berhubungan dengan reseptor sedangkan aksonnya berhubungan
dengan dendrit neuron konektor.
2) Akar ventral mengandung badan
neuron motorik, aksonnya menuju ke efektor.
Sumsum tulang belakang berfungsi untuk :
1) penghubung antara impuls dari dan menuju otak,
2) memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks.
3. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri atas berikut ini.
a. 12 pasang serabut saraf otak,
yang keluar dari beberapa bagian otak menuju alat-alat indera, otot dan
kelenjar.
Serabut saraf otak dapat dibagi menjadi tiga kelompok.
1) Serabut saraf yang hanya
terdiri dari saraf sensorik, yaitu saraf ke 1, 2, dan 8.
2) Serabut saraf yang hanya
terdiri dari saraf motorik, yaitu saraf ke 3, 4, 6, 11, dan 12.
3) Serabut saraf yang mengandung
saraf sensorik dan motorik, yaitu saraf ke 5, 7, 9, dan 10.
b. 31 pasang serabut saraf sumsum
tulang belakang. Serabut saraf ini merupakan gabungan dari saraf sensorik yang
masuk ke akar dorsal dan saraf motorik yang keluar melalui akar ventral.
Tabel macam serabut saraf otak
dan pengaruhnya
No.
|
Nama
|
Jenis
|
Tempat Pengiriman Impuls Saraf
|
Penyebarannya
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
|
Olfaktori
Optik
Okulomotorik
Troklear
Trigeminal
Abdusen
Fasial
Auditori
Glosofaring
Vagus
Spinal
Hipoglosal
|
Sensorik
Sensorik
Motorik
Motorik
Sensorik dan motorik
Motorik
Sensorik
Sensorik
Sensorik dan motorik
Sensorik
Motorik
Motorik
|
Epitel olfaktori
Mata
Empat otot dari enam otot penggerak mata
Satu dari enam otot penggarak mata
Tiga cabang: otot kepala dan wajah, gigi-gigi pada
rahang bawah, dan otot rahang.
Satu dari enam otot penggarak
mata
Wajah dan kelenjar ludah
Telinga dalam
Lidah dan faring
Alat-alat dalam (organ viseral)
Alat-alat dalam (organ
visceral)
Otot lidah
|
Indra pembau
Indra penglihatan
Gerakan bola mata
Gerakan bola mata
Gerakan otot mata yang
menyebabkan ekspresi sensasi pada gigi dan bagian-bagian kulit rahang dan
gerakan rahang.
Gerakan bola mata
Sensasi dan gerakan otot wajah
Indra pendengaran
Sensasi dan pergerakan pada
lidah dan faring
Gerakan dan sensasi pada
jantung dan organ visceral yang lain
Sama seperti saraf vagus
Gerakan lidah
|
4. Sistem Saraf Otonom (Sistem
Saraf Tak Sadar)
Sistem saraf otonom adalah sistem
saraf tepi yang mengontrol kegiatan organ-organ dalam dan berbagai macam
kelenjar yang kerjanya tanpa kita sadari.
Sistem saraf ototnom terdiri dari
saraf simpatik dan parasimpatik. Setiap saraf otonom hanya terdiri dari neuron
efektor yang berhubungan dengan saraf pusat dan efektor.
a. Saraf simpatik
Saraf simpatik terdiri atas simpul-simpul saraf di
sepanjang tulang belakang bagian depan mulai dari ruas tulang leher sampai ruas
tulang ekor, sehingga sering disebut saraf torakolumbal. Saraf ini
berfungsi mengaktifkan kerja otot-otot tak sadar seperti pada otot jantung,
lambung, usus dan alat pernapasan.
b. Saraf parasimpatik
Saraf parasimpatik berpangkal pada medulla oblongata
dan di sakrum. Kerja saraf parasimpatik berlawanan dengan saraf simpatik,
sehingga efek kerja sama yang ditimbulkan oleh kedua saraf otonom tersebut
berupa keserasian kerja berbagai macam alat-alat tubuh.
Kerja saraf otonom tidak sepenuhnya otonom dan tidak
diatur oleh yang lain. Aktivitas saraf otonom dipengaruhi oleh hipotalamus.
Rangsangan terhadap bagian lateral dan posterior hipotalamus akan meningkatkan
denyut jantung, meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan kecepatan
respirasi, menurunkan kerja saluran pencernaan, serta melebarnya pupil.
5. Pengaruh Obat-Obatan dan
Narkotik terhadap Sistem Saraf
Rasa sakit dan nyeri sebenarnya
merupakan bentuk respon dari tubuh dalam menanggapi suatu rangsangan. Namun
manusia sering berusaha untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri itu dengan
mengkonsumsi obat-obatan. Penggunaan obat-obatan ada yang dapat menhilangkan
penyebab timbulnya rasa sakit dan ada pula obat yang menghilangkan rasa sakit
tanpa menghilangkan penyebab yang menimbulkan rasa sakit. Obat yang hanya
menghilangkan rasa sakit ini memberikan kesembuhan semu, karena rasa sakit itu
akan muncul bila efek obat sudah hilang. Yang termasuk obat-obat jenis ini
adalah sebagai berikut.
a. Alkohol
Alkohol mempunyai fungsi sebagai disinfektan dapat
digunakan untuk membunuh mikroorganisme yang ada di luar tubuh dan untuk
sterilisasi alat-alat kedokteran. Namun orang banyak menggunakan alcohol
sebagai campuran dalam bahan-bahan yang dikonsumsi. Alkohol yang dicampur dalam
minuman dapat menekan rasa gelisah, tidak senang, ketakutan dan ragu-ragu,
sehingga alkohol disebut sebagai depresan. Namun alcohol sebagai
depresan hanya bersifat sementara, setelah pengaruh alcohol telah hilang maka
semua perasaan yang tidak menyenangkan tersebut akan muncul kembali dan membuat
orang ingin mengulangi minum kembali.
Hal ini dapat menimbulkan ketagihan atau adiksi
fisiologik, yaitu keinginan untuk mengkonsumsi alcohol dengan dosis yang selalu
meningkat. Akibat yang akan timbul adalah hilangnya kesadaran dan aktivitas
alat-alat dalam menjadi tidak normal.
b. Narkotika
Narkotika dalam bidang kedokteran
berfungsi untuk mengurangi rasa sakit. Namun narkotika dapat menimbulkan
adiksi pada tubuh.
Bahan yang
termasuk narkotika.
1) Morfin dan kodein, yaitu obat yang berfungsi untuk
menekan rasa sakit.
2) Opium, yaitu senyawa kimia yang dapat digunakan
untuk obat.
3) Heroin, yaitu obat sintetik yang diperoleh dai
pengolahan morfin, efeknya seperti morfin.
4) Kokain, yaitu zat kimia yang dihasilkan oleh
tanaman Cocca sp yang dapat digunakan untuk menekan saraf pada kulit dan
untuk anesthesia lokal.
c. Amfetamin
Merupakan obat yang digunakan
untuk merangsang agar manusia tidak mengantuk. Penggunaan obat ini dapat
menimbulkan kelelahan yang berlebihan pada organ-organ tubuh sehingga dapat
menimbulkan kemunduran.
d. Valium
Efek dari falium adalah munculnya rasa tenang, santai
dan tidak ada beban. Obat ini dapat menimbulkan ketagihan atau adiksi
fisiologik.
e. Bahan penikmat
Manusia banyak memanfaatkan alkaloid dari tumbuhan
untuk memperoleh kenikmatan, seperti menggunakan tembakau untuk rokok, kopi,
coklat dan teh untuk minuman. Bahan-bahan ini dapat menimbulkan adiksi
fisiologik. Untuk itu dianjurkan pemakaian bahan-bahan ini tidak dilakukan
secara rutin dan terus menerus.
SISTEM KOORDINASI - Alat Indra
Alat indra merupakan reseptor yang
berfungsi untuk mengenali lingkungan dan memberikan respon terhadap perubahan
rangsangan yang terjadi pada lingkungan. Rangsangan dapat berasal dari luar
tubuh seperti panas, sentuhan, cahaya, kelembaban dan tekanan, maupun dari
dalam tubuh seperti rasa lapar, haus, lelah, kenyang, dan sebagainya.
Rangsangan yang
berasal dari luar akan diterima oleh alat indra. Reseptor yang berfungsi untuk
menerima rangsangan dapat dibedakan atas berikut ini.
1. Eksteroseptor (reseptor luar), yaitu reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsangan
dari luar tubuh. Organ yang berfungsi untuk mendukung
fungsi ini disebut alat indra.
2. Interoreseptor (reseptor
dalam), yaitu reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsangan dari dalam
tubuh.
3. Proprioreseptor, yaitu
reseptor yang terdapat dalam jaringan otot.
Alat indra hanyalah sebuah alat yang
berfungsi untuk menerima rangsangan, sedangkan kesan dan tanggapan atas
rangsangan tersebut akan ditentukan oleh pusat saraf yang terdapat pada otak
maupun sumsum tulang belakang. Maka kesempurnaan kerja alat indra sangat
tergantung pada:
1. Keadaan dan
kesempurnaan alat indra sebagai penerima rangsang,
2. Keadaan dan
kesempurnaan urat saraf yang menghantarkan rangsangan ke pusat saraf.
3. Keadaan dan
kesempurnaan pusat saraf.
Macam-macam alat indra pada manusia dan kinesthesis.
1. Indra Peraba (Tangoreseptor)
Indra peraba ditemukan pada kulit
merupakan eksteroreseptor yang mampu menerima rangsangan dari luar. Ujung saraf
yang terdapat pada kulit ada 6 macam.
a. Ujung saraf paccini yang berfungsi
untuk menerima rangsang tekanan.
b. Ujung saraf
ruffini berfungsi untuk menerima rangsang panas.
c. Ujung saraf meisner
merupakan penerima rangsang peraba.
d. Ujung saraf di
sekeliling akar rambut untuk peraba.
e. Ujung saraf tanpa selaput berfungsi
untuk menerima rasa nyeri.
f. Ujung saraf
krausi untuk menerima rangsang dingin.
2. Indra Pengecap
Indra pengecap merupakan kemoreseptor
pada lidah yang dapat menerima rangsangan berupa zat yang larut. Indra ini
bentuknya sebagai puting-puting pengecap (papil pengecap) yang mampu membedakan
rasa manis, asin, pahit, dan asam. Selain puting-puting pengecap pada lidah
ditemukan puting peraba (pupil peraba) yang tersebar di seluruh permukaan
lidah. Pupil peraba
berfungsi untuk membedakan tekstur makanan, panas-dingin, keras dan lunaknya
makanan dan sebagainya. Daerah lidah yang
terdapat puting pengecap adalah sebagai berikut.
a. Bagian tepi depan sebagai reseptor
rasa manis.
b. Tepi samping
untuk reseptor rasa asam.
c. Bagian depan untuk reseptor asin.
d. Bagian
belakang/pangkal lidah sebagai reseptor pahit.
3. Indra Pembau
Indra pembau merupakan kemoreseptor yang
terdapat pada selaput lender rongga hidung. Indra ini mampu menerima rangsangan yang berupa gas atau oflaksi.
Sel-sel pembau merupakan sel yang ujungnya mempunyai rambut halus yang
berhubungan dengan urat saraf yang dihubungkan dengan pusat saraf pembau.
Kerja sama yang
baik dari indra pembau dan pengecap akan mempengaruhi munculnya selera makan
dan mempengaruhi rasa makanan.
4. Indra Penglihat
Mata merupakan
indra yang berfungsi untuk melihat. Mata berbentuk bola yang mempunyai tiga
lapisan dinding. Urat dari luar dinding yang membentuk bola mata adalah sebagai
berikut.
a. Sklera,
yaitu lapisan terluar yang membentuk bola mata yang berwarna putih keruh. Pada
bagian depannya bersifat transparan yang disebut kornea.
b. Koroid, yaitu lapisan yang
terdapat di tengah yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memasok oksigen
dan makanan pada sel-sel mata. Koroid yang terletak di belakang kornea bagian
tengahnya terbuka disebut pupil. Pupil dikelilingi oleh koroid yang
mengandung pigmen disebut selaput pelangi (iris). Besar kecilnya pupil
disebabkan oleh otot-otot melingkar yang bersifat tak sadar. Fungsi iris adalah
untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
c. Retina (lapisan jala), yaitu
lapisan paling dalam yang menyusun bola mata yang berfungsi sebagai fotoreseptor.
Retina mempunyai dua macam sel yang peka terhadap cahaya yaitu sel basilus dan
sel konus. Sel konus lebih peka terhadap cahaya dengan intensitas yang lebih
tinggi. Bagian retina yang terletak pada garis sumbu mata merupakan daerah yang
paling banyak mengandung ujung saraf penerima rangsang cahaya. Daerah ini
disebut bintik kuning atau fovea. Pada retina juga ditemukan daerah yang
tidak mengandung ujung saraf penerima rangsang cahaya dan merupakan daerah
tempat pembelokan urat saraf penglihatan. Daerah itu dikenal dengan bintik
buta.
Di
dalam ruangan yang dibatasi oleh tiga lapisan dinding tersebut terdapat
alat-alat sebagai berikut.
a. Lensa mata, yaitu bangunan yang
berbentuk bikonkaf, bening dan terletak tepat di belakang pupil. Lensa ini diikat
oleh otot-otot siliaris yang berfungsi untuk mengatur tebal tipisnya lensa
mata.
b. Aquaeus humor, yaitu cairan yang
mengisi ruangan diantara kornea dan lensa.
c. Viteus humor, yaitu cairan yang
mengisi ruangan yang terletak diantara lensa mata dengan lapisan retina.
Mekanisme
Melihat
Cahaya yang mengenai mata akan melalui
kornea dan diteruskan melewati aquaeus humor, pupil, lensa mata, vitreus humor,
dan akan jatuh pada bintik kuning yang terapat pada retina. Rangsangan yang
mengenai retina ini akan diteruskan menuju ke pusat saraf penglihatan. Ketepatan jatuhnya cahaya pada fovea diatur oleh ukuran
ketebalan lensa mata. Apabila cahaya mengenai retina maka rodopsin yang
terdapat pada sel basilus terurai. Pembentukan kembali rodopsin memerlukan waktu
dan vitamin A. waktu yang diperlukan untuk pembentukan rodopsin ini dikenal
dengan waktu adaptasi rodopsin. Pada saat pembentukan rodopsin maka kemampuan
mata dalam melihat akan sedikit menurun. Sel selonus mengandung iodopsin yang
merupakan senyawa retinin dan opsin. Sel-sel ini peka terhadap cahaya biru,
hijau, dan merah. Kerusakan pada sel ini akan mengakibatkan buta warna.
Gangguan pada penglihatan.
Apabila mata mampu
memfokuskan cahaya tepat pada bintik kuning, maka mata tersebut dikatakan
normal (emetrop).
a. Myopia.
Bayangan yang jatuh ada di depan bintik kuning karena bentuk lensa mata terlalu
cembung. Orang yang mempunyai gangguan ini tidak dapat mengamati benda-benda
yang jauh. Agar penglihatan dapat sempurna maka perlu dibantu dengan lensa negatif
atau lensa cekung.
b. Hipermetrop. Bayangan
jatuh di belakang bintik kuning karena lensa mata terlalu cekung. Gangguan ini
mengakibatkan orang tidak mampu mengatao benda yang dekat. Gangguan seperti ini
dapat diatasi dengan menggunakan lensa positif atau lensa cembung.
c. Presbiop.
Gangguan ini disebabkan oleh menurunnya daya akomodasi karena factor usia.
Gangguan ini dapat dibantu dengan menggunakan lensa bifokus.
d. Astigmatisma. Apabila kornea tidak rata maka cahaya yang masuk tidak dapat difokuskan
pada bintik kuning. Gangguan ini dapat diatasi dengan
lensa silindris.
e. Hemeralopia atau rabun senja, yaitu
gangguan yang disebabkan oleh kekurangan vitamin A sehingga pembentukan
rodopsin pasa saat kurang cahaya menjadi terhambat.
f. Seroftalmia (kornea mongering) dan
keratomalasia (kornea mengelupas), gangguan ini akan muncul bila gejala
kekurangan vitamin A terus berlanjut.
g. Buta warna. Gangguan yang
berupa ketidakmampuan seseorang dalam membedakan warna cahaya ini merupakan
gangguan yang bersifat menurun (diwariskan).
5. Indra Pendengar atau Keseimbangan
Telinga merupakan
fonoreseptor dan sebagai alat keseimbangan. Bagian telinga yang berfungsi
sebagai fonoreseptor (penerima rangsang bunyi) berupa sel-sel epitel yang
berambut.
Telinga manusia terdiri dari tiga bagian.
a. Telinga luar yang terdiri dari daun telinga dan
liang/saluran telinga. Dinding liang telinga menghasilkan
minyak serumen.
b. Telinga tengah
atau ruang timpani. Bagian luar dari ruangan ini dibatasi oleh gendang telinga
(membrane timpani), sedangkan bagian dalamnya dibatasi oleh tingkap oval dan
tingkap bulat. Diantara membrana timpani dan tingkap bulat ini terdapat
tulang-tulang pendengaran. Tulang pendengaran urut dari arah luar adalah tulang
martil (maleus), tulangan landasan (inkus), dan tulang sangurdi (stapes).
Ketiga tulang ini membentuk rangkaian yang dapat bergetar. Ujung tulang martil
melekat pada membrana timpani dan ujung tulang sangurdi yang bebas menyatu
dengan tingkap bulat yang menutupi telinga bagian dalam.
Dari telinga tengah ini terdapat saluran eustachius,
yaitu saluran yang menghubungkan antara ruang telinga dan rongga faring.
Saluran ini berfungsi untuk menjaga tekanan udara dalam ruang telinga.
c. Telinga dalam atau labirin. Telinga dalam terdiri atas
labirin tulang dan labirin selapur. Labirin tulang terdiri atas serambi (Vestibulum),
saluran gulung (kanalis semisirkularis), dan rumah siput (koklea).
Saluran gulung terdiri atas tigas buah saluran yang saling terkait yang
berfungsi untuk menjaga keseimbangan. Koklea merupakan saluran yang berbentuk
spiral seperti rumah siput yang terbagi menjadi tiga ruangan. Di dalam koklea
berisi cairan dan permukaan dindingnya terdapat ujung-ujung saraf yang peka
terhadap getaran yang disebut sebagai organ korti. Ruangan
yang menyusun koklea adalah seperti berikut.
1) Skala vestibuli
merupakan saluran yang terletak di sebelah dorsal.
2) Skala media
terletak pada bagian tengah. Dalam skala media terdapat organ korti yang
terdiri dari sel-sel epitel berambut dan membran tekstorial. Membran tekstorial
terletak di sebelah atas dari epitel berambut. Alat korti ini tersusun
berderet-deret, semakin ke arah ujung membran basalis semakin panjang dan
frekuensi getaran yang diterima semakin tinggi.
3) Skala timpani terletak di bagian ventral. Skala yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh membran
yang disebut selaput labirin.
Ada
tiga macam labirin
1) Membran vestibularis, yaitu membran
yang memisahkan skala vestibuli dengan skala media.
2) Membran
tektorial, yaitu membran yang memisahkan skala media dengan skala timpani.
3) Membran basalis,
yaitu membran yang memisahkan skala timpani dengan skala vestibuli.
Proses mendengar
Ketika gelombang
bunyi diterima oleh telinga, maka gelombang tersebut akan ke liang telinga dan
menggetarkan membran timpani. Getaran akan diteruskan ke tulang martil, tulang
landasan dan tulang sangurdi. Dari tulang sangurdi getaran akan diteruskan ke
tingkap bulat, sehingga cairan yang berada do dalam koklea ikut bergetar.
Getaran pada cairan koklea akan diterima oleh ujung saraf yang terdapat pada
dinding koklea dan diteruskan ke otak. Otak akan mengolah stimulus dan
menterjemahkan impuls tersebut sebagai bunyi.
Alat keseimbangan
Alat keseimbangan
bentuknya kantung kecil yang disebut sakula dan utrikula yang dilengkapi dengan
tiga buah saluran setengah lingkaran. Pangkal dari saluran setengah lingkaran
ini ujungnya membesar disebut ampula yang berisi cairan limfe dan batu
keseimbangan (otolit). Perubahan posisi tubuh akan menyebabkan terjadinya perubahan
posisi ampula dan cairan limfa di dalamnya sehingga otolit akan bergerak.
Gerakan otolit ini akan merangsang sel-sel saraf untuk diteruskan menuju saraf
keseimbangan yang terdapat pada statoreseptor.
Saraf keseimbangan dan saraf pendengaran akan bersatu
membentuk nervus VIII.
6. Kinestesis
Kinestesis merupakan proprioreseptor,
yaitu reseptor yang terdapat pada otot, urat otot, jaringan ikat sendi, dan
persendian. Kinestesis berperan dalam membantu koordinasi perasaan tertentu
dengan mengatur sikap tubuh misalnya pada saat naik kendaraan kita secara
refleks akan mengatur berapa besar kecilnya gas, orang yang buta atau orang
memejamkan mata dapat merias wajahnya, dan lain-lain. Kinestesis akan selalu
aktif walaupun seseirang sedang tidur pulas.
Kelainan pada Sistem Saraf
Kelainan pada sistem saraf dapat
terjadi akibat adanya kerusakan pada sistem saraf akibat luka, penggunaan
obat-obatan, atau kerusakan yang bersifat genetik. Berikut ini dijelaskan
beberapa jenis kelainan pada sistem saraf yang sering dijumpai.
a. Parkinson
Penyebab
penyakit ini adalah ketidakseimbangan kimia dalam sistem saraf. Parkinson
diperkirakan bersifat genetic dan dapat pula disebabkan oleh pukulan keras pada
kepala.
b. Multipel Sklerosis
Multipel
Sklerosis adalah suatu kejadian dimana terjadi degenerasi mielin pada sistem
saraf pusat. Adanya penghantaran impuls saraf menjadi terhambat dan terjadi
gejala seperti hilangnya koordinasi tubuh, gangguan penglihatan, dan gangguan
bicara. Penyakit ini dapat berkembang perlahan tetapi dapat pula menyerang
secara tiba-tiba. Penyebabnya diperkirakan berupa kerentanan yang bersifat
genetis, infeksi virus, dan gangguan sistem kekebalan tubuh.
c. Polio
Penyakit
ini disebabkan oleh infeksi yang polio pada sumsum tulang belakang. Virus ini
menyerang anak-anak, menimbulkan demam, dan sakit kepala yang berakhir pada
hilangnya refleks, kelumpuhan, dan mengecilnya otot. Bila sudah terjadi, polio
tidak dapat diobati, tetapi penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi polio.
d. Epilepsi
Epilepsi
terjadi akibat adanya gangguan penghantaran impuls listrik pada sel-sel saraf.
Kelainan ini juga dijumpai pada orang yang menderita tumor otak, trauma pada
kepala, pengguna obat-obatan bius, dan penderita cacat otak bawaan.
e. Amnesia
Kecelakaan
yang menyebabkan trauma pada kepala seperti geger otak dapat mengakibatkan
terjadinya amnesia. Penderita biasanya mengalami kebingungan. Dan kehilangan
ingatan. Amnesia ini dapat bersifat sementara, tetapi dapat pula bersifat
permanen tergantung seberapa parahnya trauma yang diderita oleh otak.
f. Alzheimer
Penyakit
ini biasanya diderita oleh manula. Gejala berupa hilang ingatan, sehingga
menyebabkan depresi, kebingungan, menurunnya kemampuan berpikir, dan
halusinasi. Penyebabnya adalah penurunan jumlah senyawa kimia yang membantu
penghantaran impuls saraf. Alzheimer ini bersifat genetis.
g. Meningitis
Pada
penderita meningitis, terjadi infeksi virus dan bakteri pada meninges (selaput
yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang).
SISTEM KOORDINASI - Sistem Endokrin
Sistem endokrin merupakan sistem yang
mencakup aktivitas beberapa kelenjar yang mengatur dan mengendalikan aktivitas
struktur tubuh, baik sel, jaringan, maupun organ. Kelenjar endokrin merupakan
kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus sehingga sekrit langsung bermuara
ke dalam pembuluh darah (disebut kelenjar buntu). Sekrit kelenjar endokrin
adalah hormon yang berfungsi mengatur proses homeostatis, reproduksi,
metabolisme dan tingkah laku pada tubuh makhluk hidup. Hormon memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam
darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat sedikit.
2. Diangkut oleh darah menuju ke
sel/jaringan target.
3. Mengadakan interaksi dengan reseptor
khusus yang terdapat di sel target.
4. Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim
khusus.
5. Mempunyai pengaruh tidak hanya
terhadap satu sel target tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target
yang berlainan.
1. Kelanjar Hipofisis (Kelenjar
Pituitari)
Kelenjar ini terletak pada dasar otak
besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar
lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut kelenjar pengendali (master
of gland). Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian
anterior, bagian tengah dan bagian posterior.
a. Hipofisis bagian anterior
Hormone
yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian anterior dan fungsinya dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
No.
|
Hormon yang
Dihasilkan
|
Fungsi
|
1.
|
Somatotrophic Hormone (STH) atau
hormon pertumbuhan
|
Mengendalikan pertumbuhan tubuh,
kelebihan hormon ini mengakibatkan pertumbuhan raksasa, sedangkan kekurangan hormon
ini mengakibatkan kekerdilan.
|
2.
|
Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
atau hormon perangsang tiroid
|
Mengendalikan kegiatan kelenjar
tiroid untuk menghasilkan hormon tiroksin.
|
3.
|
Adrenocorticotrophic Hormone
(ACTH)
|
Mengendalikan kegiatan kelenjar
adrenal dalam menghasilkan glukokortikoid.
|
4.
|
Follicle Stimulating Hormone
(FSH) atau hormon perangsang pembentuk folikel
|
Wanita: mengatur
perkembangan ovarium (pemasak folikel)
Pria: mengatur perkembangan testis dan
spermatogenesis.
|
5.
|
Lutenizing Hormone (LH)
|
Wanita: mempengaruhi ovulasi dan
membentuk korpus luteum.
Pria:
mengatur sekresi dari hormon testosterone dan aldosteron pada testis.
|
6.
|
Hormon prolaktin (PRL)
|
Mempengaruhi
pertumbuhan kelenjar air susu.
|
7.
|
Melanocyte Stimulating Hormon
|
Menyintesis melamin (pigmen
warna).
|
8.
|
Antidiuretic Hormon (ADH)
|
Mencegah urin terlalu banyak.
|
b. Hipofisis bagian belakang (posterior)
Menghasilkan
dua jenis hormon, yaitu:
1) Hormon antidiuretik (ADH) berfungsi
mengatur kadar air dalam tubuh melalui pembentukan urin dan mencegah
pengeluaran urin yang terlalu banyak.
2) Hormon oksitosin
berfungsi untuk kontraksi otot dalam proses kelahiran.
c. Hipofisis bagian tengah (intermediet)
Pada
hewan menghasilkan Melanosit Stimulating Hormon (MSH) yang berfungsi untuk
menaikkan pigmentasi kulit (warna kulit).
2. Kelenjar Epifise
Kelenjar epifise pada otak bagian atas
belum diketahui hormon yang dihasilkan dan fungsinya.
3. Kelenjar Timus (Kelnjar Kacang)
Kelenjar timus berfungsi untuk
pertumbuhan. Bila kekurangan akan menderita kretinisme dan bila kelebihan
menimbulkan gigantisme (raksasa).
4. Kelenjar Tiroid (kelenjar gondok)
Kelenjar tiroid mempunyai bentuk mirip
kupu-kupu yang menempel pada bgain depan batang tenggorok (trachea). Kelenjar
ini menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan
pengaturan suhu tubuh. Pembesaran kelanjar tiroid disebut goiter atau struma.
Pembesaran ini dapat disebabkan oleh kebanyakan produksi hormon atau kekurangan
iodium sehingga kelenjar ini harus bekerja keras membentuk tiroksin. Kekurangan
tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan
kecerdasan menurun. Produksi hormon yang berlebih dapat menyebabkan penyakit
eksoftalmik tiroid (morbus basedowi), dengan gejala jantung berdebar, banyak
keringat dan berat badan turun serta mata menonjol seperti ikan koki.
5. Kelenjar Paratiroid
Paratiroid menempel
pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang berfungsi
mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini
menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di
tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar
tidur, dan kesemutan.
Tumor paratiroid
menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal ini
mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak
mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang
mudah sekali patah. Penyakit ini disebut von
Recklinghousen.
6. Kelenjar Adrenal
(Kelenjar Anak Ginjal)
Kelenjar adrenal
terletak di atas ginjal (kiri dan kanan), menghasilkan hormone sebagai berikut.
a. Pada korteks menghasilkan hormone deoksikortison dan
kortison dengan fungsi mempengaruhi penyerapan. Apabila
kekurangan menyebabkan penyakit adison.
b. Pada medulla menghasilkan hormon
adrenalin (epinefrin) dengan fungsi mengubah glikogen menjadi glukosa,
menaikkan gula darah dan mempercepat kerja jantung. Hormone adrenalin bekerja
antagonis dengan hormone insulin dalam mengatur gula dalam darah agar tetap
normal.
7. Kelenjar Pankreas (Langerhans)
Ada beberapa kelompok sel pada pancreas
yang dikenal sebagai pulau langerhans. Bagian ini berfungsi sebagai kelenjar
endokrin yang menghasilkan hormone insulin. Hormone ini berfungsi mengatur
konsentrasi glukosa dalam darah. Kekurangan hormone ini akan menyebabkan
penyakit diabetes yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah.
Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormone glucagons yang
bekerja antagonis dengan hormone insulin.
8. Kelenjar Kelamin (Gonad)
a. Kelenjar kelamin wanita, menghasilkan
hormon:
1) Estrogen
dihasilkan oleh folikel graaf. Fungsinya merangsang pertumbuhan cirri-ciri
kelamin sekunder pada wanita.
2) Progesterone
dihasilkan oleh korpus luteum, perkembangan, dan pertumbuhan kelenjar air susu.
b. Kelenjar kelamin
pria, menghasilkan hormon testosterone yang berfungsi merangsang pertumbuhan
cirri-ciri kelamin sekunder pada pria dan perilaku seksual.
9. Kelenjar Usus dan Lambung
a. Usus halus menghasilkan hormon
sekretin dan kolesistokinin yang berfungsi merangsang pengeluaran getah
pankreas dan cairan empedu (getah empedu).
b. Lambung menghailkan hormone gastrin
yang berfungsi merangsang pengeluaran getah lambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar