Angan-angan mereka yang telah mati ialah kembali ke dunia meski
sejenak untuk menjadi orang shalih. Mereka ingin taat kepada Allah, dan
memperbaiki segala kerusakan yang dahulu mereka perbuat. Mereka ingin
berdzikir kepada Allah, bertasbih, atau bertahlil walau sekali saja.
Namun mereka tidak lagi diijinkan untuk itu. Kematian serta-merta
memupuskan segala angan-angan tersebut. Allah ta’ala berfirman mengenai
mereka
>حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ
(٩٩)لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ
هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
(١٠٠)
“Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia
berkata, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu
adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh
sampai hari mereka dibangkitkan.” (Qs Al Mukminun: 99-100)
Begitulah kondisi orang mati, mereka telah
melihat akhirat dengan mata kepala mereka. Mereka tahu pasti apa yang
telah mereka perbuat dan apa yang mereka terima. Dahulu mereka demikian
mudah menyia-nyiakan waktu yang amat berharga untuk hal-hal yang tidak
bermanfaat bagi akhirat mereka. Kini mereka sadar bahwa detik-detik dan
menit-menit yang hilang tersebut sungguh tidak ternilai harganya.
Dahulu, kesempatan itu ada di depan mata, namun tidak mereka
manfaatkan. Sekarang, mereka siap menebus kesempatan itu berapapun
harganya! Sungguh tak terbayang alangkah ruginya dan alangkah besarnya
penyesalan mereka..
Memang, saat manusia paling lalai terhadap nikmat Allah ialah ketika
ia bergelimang di dalamnya. Ia tidak menyadari betapa besarnya
kenikmatan tersebut, kecuali setelah kenikmatan itu tercabut darinya.
Sebab itu, kita yang masih hidup sungguh berada dalam kenikmatan yang
besar. Karenanya, jangan kita biarkan semenit pun berlalu tanpa ibadah
walau sekedar mengucapkan tasbih, tahmid, takbir dan tahlil.
Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Ada dua orang Arab
badui datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah
satunya bertanya kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Hai
Muhammad, siapakah lelaki yang terbaik?’ ‘Yang panjang umurnya dan baik
amalnya.’ jawab Rasulullah. Kemudian yang satu lagi bertanya,
‘Sesungguhnya ajaran Islam terlampau banyak bagi kami, lalu adakah
amalan yang mencakup banyak kebaikan yang dapat kami tekuni?’ ‘Usahakan
agar lisanmu selalu basah dengan dzikrullah’, jawab Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Ahmad dengan sanad shahih)
Tidakkah pembaca tahu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyuruh kita untuk memuji Allah saat bangun tidur, karena Dia telah
menghidupkan kita setelah mati, dan mengijinkan kita untuk kembali
mengingat-Nya? Benar, tidur memang identik dengan kematian. Saat tidur,
manusia berhenti dari segala aktivitasnya dan acuh akan apa yang terjadi
di sekelilingnya. Alangkah miripnya ia dengan orang mati, andai saja
Allah tidak mengembalikan ruhnya.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِذَا اسْتَيْقَظَ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي فِي جَسَدِي وَرَدَّ عَلَيَّ رُوحِي وَأَذِنَ لِي بِذِكْرِهِ
“Jika seorang terbangun hendaklah mengucapkan AL HAMDULILLAAHILLADZII
‘AAFAANII FII JASADII WA RADDA ‘ALAYYA RUUHII WA ADZINA LII BIDZIKRIHI.
(Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku tubuhku, dan
mengembalikan nyawa kepadaku, serta mengizinkanku untuk berdzikir
kepadaNya).” (HR. Tirmidzi)
Sekarang kita masih mengenyam nikmatnya hidup, kita masih bisa
menambah pahala dan menghapus dosa. Ingatlah bahwa suatu saat Anda akan
tutup usia, dan semuanya menjadi angan-angan. Oleh karena itu, marilah
kita wujudkan angan-angan itu mulai sekarang!
Ibrahim bin Yazid al-Abdi mengatakan, “Suatu ketika Riyah al Qaisy
mendatangiku seraya berkata, ‘Hai Abu Ishaq –julukan Ibrahim-, ayo ikut
bersamaku menemui penghuni akhirat dan marilah kita mengikat janji setia
di samping mereka.” Lalu aku pun pergi bersamanya ke sebuah pemakaman.
Kami duduk di samping salah satu kuburan di sama, kemudian Riyah
berkata,
“Hai Abu Ishaq, kira-kira apakah yang diangankan oleh mayit ini jika ia diminta berangan-angan?”
“Demi Allah, ia pasti ingin dikembalikan ke dunia agar bisa taat kepada Allah dan memperbaiki amalnya,” jawabku.
“Nah, kita sekarang berada di dunia. Karenanya, marilah kita taat kepada Allah dan memperbaiki amal kita,” sahut Riyah.
Maka Riyah bangkit meninggalkan kuburan tersebut dan mulai
bersungguh-sungguh dalam beribadah. Ternyata tak lama berselang, ia
dipanggil menghadap Allah, semoga Allah merahmatinya.
Saudaraku, jika Anda menziarahi pemakaman, carilah kuburan kosong dan
duduklah di sampingnya. Perhatikan liang kubur yang sempit itu, dan
bayangkan kalau Anda berada di sana ketika papan-papan kayu menutup
tubuh Anda, lalu bongkahan tanah menimbun, kemudian sanak keluarga dan
handai taulan pergi satu persatu. Anda terbaring sendirian dalam
keheningan dan kegelapannya, tak ada teman di sana, dan tak ada yang
Anda lihat selain amal Anda. Kiranya apa yang Anda damba-dambakan di
saat menegangkan tersebut??
Bukankan Anda ingin kembali ke dunia supaya beramal shalih? Supaya
shalat walau satu rakaat? Atau bertasbih dan berdzikir meski sekali?
Nah, sekaranglah waktunya…!!
Ibrahin At Taimi mengatakan, “Aku membayangkan tatkala diriku
dicampakkan ke neraka, Lalu kumakan buah Zaqqum dan kuminum nanah,
sedang tubuhku terkait dengan rantai dan belenggu. Saat itu kutanya
diriku, “Apa yang kamu dambakan sekarang?” maka jawabnya, “Aku ingin
kembali ke dunia dan beramal shalih,” maka aku berkata, “Engkau sedang
berada dalam angan-anganmu sekarang, maka beramallah!” (Lihat Umniyat al
Mauta)
Saudaraku, tatkala Anda ziarah kubur atau mengiring jenazah,
janganlah menjadi orang yang lalai. Jangan sibukkan diri Anda dengan
mengobrol, namun ingatlah angan-angan mereka yang terkubur di sekeliling
Anda, merekalah orang-orang yang kini tertawan oleh amal perbuatan
mereka.
Jika hawa nafsu mengajak Anda bermaksiat, ingatlah angan-angan mereka
yang tiada. Mereka ingin dihidupkan lagi untuk taat kepada Allah, lalu
mengapa Anda justru bermaksiat?
Jika Anda merasa lesu untuk beramal, ingatlah angan-angan mereka yang tiada…
Konon ar Rabi’ bin Khutsaim menggali kuburan di halaman rumahnya.
Jika dia merasa hatinya mulai keras, ia letakkan belenggu di lehernya
lalu berbaring dalam kuburan tersebut selama beberapa waktu, kemudian
berteriak, “Ya Rabbi, kembalikan aku ke dunia agar aku beramal shalih!!”
sembari mengulang-ulangnya. Setelah itu ia bangun dan berkata kepada
dirinya, “Hai Rabi’, kini permintaanmu telah terkabul, maka beramallah
sebelum tiba saat engkau meminta namun tak dijawab.” (Lihat Ihya’
Ulumuddin)
sumber Lihat disini !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar